Cacar monyet (Monkeypox atau mpox) bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada monyet di tahun 1958 di Denmark, lalu kasus pertama pada manusia ditemukan di Kongo pada tahun 1970. Virus ini kemudian ditemukan pada manusia dan menyebar ke berbagai wilayah di dunia. Penyakit yang disebabkan oleh anggota genus Orthopoxvirus ini juga telah masuk ke Indonesia. Ketahui bagaimana karakteristik utama yang dimiliki cacar monyet agar Anda bisa tetap waspada.
Karakteristik Utama Cacar Monyet
Seperti cacar monyet atau mpox, penyakit cacar atau variola sama-sama berasal dari genus Orthopoxvirus. Kedua penyakit ini bisa menimbulkan ruam pada kulit. Namun, ruam pada cacar monyet bukanlah seperti bintik jerawat atau bentol, di mana ruamnya memiliki karakteristik yang khas.
Bentuk dan tekstur lesi cacar monyet
Lesi cacar monyet cenderung berbeda dibandingkan cacar biasa. Lesi cacar monyet memiliki tekstur yang keras dan kenyal, sedangkan cacar biasa cenderung memiliki tekstur lebih lunak.
Lesi cacar monyet juga memiliki batas yang jelas, serta terletak lebih dalam di bawah kulit dibandingkan cacar biasa. Selain itu, salah satu ciri khas lesi cacar monyet adalah adanya tonjolan kecil di bagian tengah yang menyerupai titik.
Lokasi ruam kulit
Pada wabah ini, ruam kulit pada cacar monyet walaupun bisa muncul di berbagai bagian tubuh, tapi lebih sering ditemukan di area kelamin, sela paha, sekitar anus, tangan, kaki, dada dan wajah. Ruam kulit juga dadpat ditemukan di permukaan mukosa seperti mulut, anus atau vagina. Terkadang ruam kulit juga tetap berada di situ dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Bentuk ruam
Pada wabah cacar monyet kali ini, ruam ini tidak selalu menyebar ke berbagai bagian tubuh dan mungkin hanya muncul beberapa atau satu ruam saja. Ruam ini juga tidak selalu muncul di telapak tangan dan kaki seperti pada cacar biasa. Ruam bisa berbentuk vesikel (gelembung berisi cairan) saja atau pustul (seperti lepuh yang berisi nanah) saja di satu bagian tubuh. Selain itu, dapat terlihat titik pada bagian atas ruam dan ruam berbatas tegas.
Baca Juga: Ketahui Tahapan Perkembangan Cacar Monyet (Monkeypox) dari Masa Inkubasi Hingga Sembuh
Adanya gejala rektal
Cacar monyet pada wabah kali ini juga bisa disertai dengan gejala pada area dubur atau rektal. Gejala yang bisa muncul seperti adanya darah atau nanah di dalam tinja, nyeri di dubur saat buang air besar, atau perdarahan dari dubur rektal yang mencerminkan dampak pada sistem pencernaan.
Nyeri cacar monyet
Lesi cacar monyet pada awalnya menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan. Pada fase terbentuknya keropeng atau fase penyembuhan, rasa nyeri akan mereda dan digantikan dengan rasa gatal. Penting untuk tidak menggaruk lesi yang sudah kering yang dapat mengakibatkan infeksi atau luka lebih parah.
Baca Juga: Waspada Cacar Monyet, Kenali Penularan dan Pencegahannya
Adanya gejala prodromal
Sebelum muncul ruam, Anda cenderung merasakan gejala awal (gejala prodromal) seperti demam, menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening, perasaan tidak enak badan, kelemahan, kelelahan, nyeri otot dan sakit kepala. Gejala ini tidak selalu muncul namun bisa menjadi pertanda bahwa virus sedang menginfeksi tubuh Anda.
Selain gejala tersebut, Anda juga mungkin merasakan sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan batuk yang membuat Anda tidak menyadari bahwa Anda mungkin terinfeksi virus cacar monyet. Pada periode ini, Anda bisa menularkan penyakit pada orang lain.
Masa inkubasi dari cacar monyet adalah sekitar 3-17 hari, di mana pada kondisi ini Anda masih belum mengalami keluhan apapun. Gejalanya akan mulai muncul sekitar 2-4 minggu setelah terpapar virus. Apabila Anda menyadari gejala ruam seperti yang disebutkan, maka Anda perlu memeriksakan diri ke dokter dan menjalani tes sesuai yang direkomendasikan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store terkait keluhan cacar monyet.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma